Pages

Selasa, 05 November 2013

Biografi "PETTA LA MADDUKKELLENG"

Assalamualaikum Wr. Wb
Teman - teman sekalian, postingan pertama saya berisi tentang BIOGRAFI seorang kesatria yang berasal dari Wajo yaitu   "PETTA LAMADDUKKELLENG". Berikut pembahasannya;

  
PETTA LAMADDUKKELLENG



Petta La Maddukkelleng hidup antara tahun 1699 – 1765. Menjadi Arung Matowa Wajo mereka berperang melawan Kompeni Belanda beserta antek – anteknya. Beliau menjadi Arung Matowa Wajo sampai tahun 1754. Di samping beliau pernah juga menjadi Arung Matowa di Wajo, maka beliau pernah juga menjadi Arung Paneki, Arung Sengkang bahkan pernah juga menjadi sultan pasir di Kalimantan timur.
Petta La Maddukkelleng lahir dari pasangan Petta La Mataesso To Maddetia Arung Paneki (ayah) dan Petta We Tenriamparen atau We Tenriampa Arung Sengkang (ibu). Itulah sebabnya sehingga ia berstatus sebagai pewaris jabatan Arung Paneki dan juga Arung Sengkang.
Beliau dalam sejarah hidupnya terkenal dan tersohor keberaniannya dan kecakapannya serat kejujurannya. Ini tidak dapat di pungkiri, karena memang beliau adalah turunan langsung dari tiga orang bekas Arung Matowa Wajo yang terkenal keberanian, kecakapan, dan kejujurannya, yakni :
1.      La Tadangpare Puangrimaggalatung, Arung Matowa Wajo yang ke-IV, yang memerintah dari tahu 1491 – 1521 M. beliau berpesan kepada anak cucu dan masyarakatnya, nantilah kau angkat seseorang menjadi Parala kaju kaju (pemimpin) apabila ia memiliki empat sifat yaitu:
-          Maccapi (pintar)
-          Waranipi (berani)
-          Malempupi (jujur)
-          Masagena Atipi (pemurah hati)
Disini, dapat di tarik kesimpulan setelah menelusuri hidup La Tadangpare Puangrimaggalatung bahwa beliau adalah negarawan, ahli hokum, pemberani, bahkan ia seorang Mahaguru.
2.      La Mungkace Toaddamang, Arung Matowa Wajo yang ke-11 yang memerintah dari tahun 1567 – 1607. Beliau terkenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan sebagai seorang leader yang terpercaya
3.      La Sangkuru Patu, Arung Matowa wajo yang ke-12 yang memerintah dari tahun 1607 – 1610. Pada masa kekuasaanyalah masuknya ajaran agama islam di tanah Wajo yang akhirnya menyebar secara meluas di kalangan masyarakat.

Seain itu beliau juga turunan langsung dari Petta La Tiringeng Totaba Arung Saontare dan di gelar juga Arung Simentengpola. Beliau adalah negarawan ulung tanah Wajo yang meletakkan Adek Amaradekangenna To WajoE (Adat Kemerdekaan orang Wajo) pada tahun 1476, yaitu :
1.      Konsep kerajaan elaktif (Raja di plih langsung oleh rakyat)
2.      Pemilik Kerajaan dan Negara adalah Abdi Rakyat
3.      Negara didasarkan pada hokum ( rule of law)
Sifat – sifat dan karakter yang diwarisi dari leluhurnya yang tersebut di atas banyak – banyak membentuk pribadi Petta Lamaddukkelleng sehingga dapat dan mampu menjadi orang besar tidak hanya di tanah Wajo tetapi juga di daerah lain seperti di Kalimantan Timur dan lain – lain, bahkan pernah menjadi penguasa negeri dan daerah, yaitu :
1.      Arung paneki dari tahun 1714-1736, namun tidak di laksanakan nyata, tetapi secara penamaan tetap ia memangku kekuasaan.
2.      Sultan Pasir di Kalimantan Timur dari tahun 1726-1736.
3.      Arung Sengkang sejak tanggal 24 Mei 1736 sampai ia meninggal dunia tahun 1765
4.      Arung Matowa Wajo ke-31 dari tahub 1736 – 1754

Dalam perjalanan hidup Petta Lamaddukkelleng ia benar – benar menampakkan sikap yang anti pada bentuk penjajahan dengan segala manifestasinya utamanay dari orang – orang barat (orang eropa), sehingga akibatnya ia kerap sekali beradu fisik dalam bentuk perang termasuk perang di laut. Ini dilakukannya di sebabkan karena kekuatan armada laut pasukan Petta Lamaddukelleng sangat terkenal kekuatannya dan memang ia di gelari oleh bangsa barat sebgai bajak laut. Memang demikian halnya Karena pasukan armada laut Petta Lamaddukkelleng sering menganggu ketentraman laut. Tetapi, ini  hanya dilakukan bagi armada – armada laut bangsa barat yang menjelajah di perairan Nusantara. Bangsa – bangsa barat yang sering di perangi ialah pasukan Spanyol, Portugis, dan yang paling banya adalah pasukan belanda yang armadanya menjelajah perairan Nusantara. Semangat patriotism yang terpatri di sanubarinya bersama anak buah dan pengikut – pengikutnya mendorong mereka memiliki jiwa nasionalisme dan semangat yang gagah beranu yang tidak ada bandingannya pada masanya.
Perjuangan dari penjajah belanda yang di dapat darii dokumen yang terpercaya dan sempat terbaca oleh penulis adalah sebanyak tujuh kali, yakni :
1.      Perang tahun 1736 di selat Makassar.
2.      Duel armada – armada di Port Rotterdam Makassar.
3.      Pertempuran bersenjata di pulau laE – laE Selat Makassar.
4.      Perang dahsyat di Paneki-Wajo.
5.      Perang di Maros yang berlanjut di Makassa
6.      Pada tanggal 16 Mei 1739 perang di baraya dan Bontoala Makassar
7.      Pada tahun 1741 perang dahsyat di topacceddo tosora

Perang tersebut diatas, hanya yang terjadi di Sulawesi Selatan, namun masih banyak lagi yang pernah di lakukannya di luar daerah Sulawesi Selatan. Dalam melakukan perangnnya waktu itu Petta Lamaddukkelleng di bantu pula oleh menantunya yang bernama Sultan Muhammad Idris yang sengaja datang dengan pasukannya dari kutai Kalimantan timur. Sultan Muhammad Idris adalah Sultan Kerajaan Kutai yang ke-XIV, ayah dari Sultan Aji Imbut pendiri kota Tenggarong sekarang sebagai ibukota Kabupaten KutaI Kartanegara Kalimantan Timur.
Di samping itu, maka yang banyak pula jasanya membantu Petta Lamaddukkelleng dalam perangnya melawan belandaialah putranya sendiri yang menjadi panglima perangnya yang bernama La Tombong To Massekuta. Makam dari beliau – beliau ini di atur secara berdampingan dengan Petta Lamaddukkelleng di tengah Sengkang ibukota Kabupaten Wajo Prop. Sul-Sel dan sewaktu – waktu dapat di kunjungi.
Ada beberapa keunggulan yang dapat dilihat dai Petta Lamaddukkelleng, yakni :
1.      Satu – satunya pejuang yang tidak mau berunding dengan penjajah Belanda walaupun Berkali – kali mereka di ajak.
2.      Di menelorkan gagasan tidak saja memerdekakan Wajo dari penjajahan Belanda tapi bahkan memerdekakan Sul-Sel dan Nusantara Indonesia secara keseluruhan.
3.      Upaya memerdekakan beberapa kerajaan dari penjajahan beanda bukan hanya di peruntukkan bagi kerajaan wajo saja, aka tetapi meliputi kerajaan – kerajaan yang di jajah oleh belanda yang pernah di jangkaunya.
4.      Kerajaan – kerajaan yang sempat di duduki oleh pasukan Petta Lamaddukkelleng tidaklah berate mereka menguasainya, akan tetapi di jadikan sekutu dan sahabat dalam perang nya melawan Penjajah Belanda.
5.      Dalam perangnya melawan VOC kompeni Belanda, Petta lamaddukkelleng tidak pernah kalah, kecuali satu kali pernah mundur guna menyusu  strategi perangnnya.
6.      Petta lamaddukkelleng di gelari pejuang kemerdekaan medahului zamannya (is a fighter freedom a head of his time).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar