Teman - teman sekalian, postingan pertama saya berisi tentang BIOGRAFI seorang kesatria yang berasal dari Wajo yaitu "PETTA LAMADDUKKELLENG". Berikut pembahasannya;
PETTA LAMADDUKKELLENG
Petta La Maddukkelleng hidup antara tahun 1699 – 1765.
Menjadi Arung Matowa Wajo mereka berperang melawan Kompeni Belanda beserta
antek – anteknya. Beliau menjadi Arung Matowa Wajo sampai tahun 1754. Di
samping beliau pernah juga menjadi Arung Matowa di Wajo, maka beliau pernah
juga menjadi Arung Paneki, Arung Sengkang bahkan pernah juga menjadi sultan
pasir di Kalimantan timur.
Petta La Maddukkelleng lahir dari pasangan Petta La
Mataesso To Maddetia Arung Paneki (ayah) dan Petta We Tenriamparen atau We
Tenriampa Arung Sengkang (ibu). Itulah sebabnya sehingga ia berstatus sebagai
pewaris jabatan Arung Paneki dan juga Arung Sengkang.
Beliau dalam sejarah hidupnya terkenal dan tersohor
keberaniannya dan kecakapannya serat kejujurannya. Ini tidak dapat di pungkiri,
karena memang beliau adalah turunan langsung dari tiga orang bekas Arung Matowa
Wajo yang terkenal keberanian, kecakapan, dan kejujurannya, yakni :
1.
La
Tadangpare Puangrimaggalatung, Arung Matowa Wajo yang ke-IV, yang memerintah
dari tahu 1491 – 1521 M. beliau berpesan kepada anak cucu dan masyarakatnya,
nantilah kau angkat seseorang menjadi Parala
kaju kaju (pemimpin) apabila ia memiliki empat sifat yaitu:
-
Maccapi (pintar)
-
Waranipi (berani)
-
Malempupi (jujur)
-
Masagena Atipi (pemurah hati)
Disini,
dapat di tarik kesimpulan setelah menelusuri hidup La Tadangpare
Puangrimaggalatung bahwa beliau adalah negarawan, ahli hokum, pemberani, bahkan
ia seorang Mahaguru.
2. La Mungkace Toaddamang, Arung Matowa Wajo yang ke-11
yang memerintah dari tahun 1567 – 1607. Beliau terkenal sebagai pemimpin yang
bijaksana dan sebagai seorang leader yang terpercaya
3. La Sangkuru Patu, Arung Matowa wajo yang ke-12 yang
memerintah dari tahun 1607 – 1610. Pada masa kekuasaanyalah masuknya ajaran
agama islam di tanah Wajo yang akhirnya menyebar secara meluas di kalangan
masyarakat.
Seain
itu beliau juga turunan langsung dari Petta La Tiringeng Totaba Arung Saontare
dan di gelar juga Arung Simentengpola. Beliau adalah negarawan ulung tanah Wajo
yang meletakkan Adek Amaradekangenna To WajoE (Adat Kemerdekaan orang Wajo)
pada tahun 1476, yaitu :
1.
Konsep
kerajaan elaktif (Raja di plih langsung oleh rakyat)
2.
Pemilik
Kerajaan dan Negara adalah Abdi Rakyat
3.
Negara
didasarkan pada hokum ( rule of law)
Sifat
– sifat dan karakter yang diwarisi dari leluhurnya yang tersebut di atas banyak
– banyak membentuk pribadi Petta Lamaddukkelleng sehingga dapat dan mampu
menjadi orang besar tidak hanya di tanah Wajo tetapi juga di daerah lain
seperti di Kalimantan Timur dan lain – lain, bahkan pernah menjadi penguasa
negeri dan daerah, yaitu :
1.
Arung
paneki dari tahun 1714-1736, namun tidak di laksanakan nyata, tetapi secara
penamaan tetap ia memangku kekuasaan.
2.
Sultan
Pasir di Kalimantan Timur dari tahun 1726-1736.
3.
Arung
Sengkang sejak tanggal 24 Mei 1736 sampai ia meninggal dunia tahun 1765
4.
Arung
Matowa Wajo ke-31 dari tahub 1736 – 1754
Dalam
perjalanan hidup Petta Lamaddukkelleng ia benar – benar menampakkan sikap yang
anti pada bentuk penjajahan dengan segala manifestasinya utamanay dari orang –
orang barat (orang eropa), sehingga akibatnya ia kerap sekali beradu fisik
dalam bentuk perang termasuk perang di laut. Ini dilakukannya di sebabkan
karena kekuatan armada laut pasukan Petta Lamaddukelleng sangat terkenal
kekuatannya dan memang ia di gelari oleh bangsa barat sebgai bajak laut. Memang
demikian halnya Karena pasukan armada laut Petta Lamaddukkelleng sering
menganggu ketentraman laut. Tetapi, ini
hanya dilakukan bagi armada – armada laut bangsa barat yang menjelajah
di perairan Nusantara. Bangsa – bangsa barat yang sering di perangi ialah
pasukan Spanyol, Portugis, dan yang paling banya adalah pasukan belanda yang
armadanya menjelajah perairan Nusantara. Semangat patriotism yang terpatri di
sanubarinya bersama anak buah dan pengikut – pengikutnya mendorong mereka
memiliki jiwa nasionalisme dan semangat yang gagah beranu yang tidak ada
bandingannya pada masanya.
Perjuangan
dari penjajah belanda yang di dapat darii dokumen yang terpercaya dan sempat
terbaca oleh penulis adalah sebanyak tujuh kali, yakni :
1.
Perang
tahun 1736 di selat Makassar.
2.
Duel
armada – armada di Port Rotterdam Makassar.
3.
Pertempuran
bersenjata di pulau laE – laE Selat Makassar.
4.
Perang
dahsyat di Paneki-Wajo.
5.
Perang
di Maros yang berlanjut di Makassa
6.
Pada
tanggal 16 Mei 1739 perang di baraya dan Bontoala Makassar
7.
Pada
tahun 1741 perang dahsyat di topacceddo tosora
Perang
tersebut diatas, hanya yang terjadi di Sulawesi Selatan, namun masih banyak
lagi yang pernah di lakukannya di luar daerah Sulawesi Selatan. Dalam melakukan
perangnnya waktu itu Petta Lamaddukkelleng di bantu pula oleh menantunya yang
bernama Sultan Muhammad Idris yang sengaja datang dengan pasukannya dari kutai
Kalimantan timur. Sultan Muhammad Idris adalah Sultan Kerajaan Kutai yang
ke-XIV, ayah dari Sultan Aji Imbut pendiri kota Tenggarong sekarang sebagai
ibukota Kabupaten KutaI Kartanegara Kalimantan Timur.
Di
samping itu, maka yang banyak pula jasanya membantu Petta Lamaddukkelleng dalam
perangnya melawan belandaialah putranya sendiri yang menjadi panglima perangnya
yang bernama La Tombong To Massekuta. Makam dari beliau – beliau ini di atur
secara berdampingan dengan Petta Lamaddukkelleng di tengah Sengkang ibukota
Kabupaten Wajo Prop. Sul-Sel dan sewaktu – waktu dapat di kunjungi.
Ada
beberapa keunggulan yang dapat dilihat dai Petta Lamaddukkelleng, yakni :
1.
Satu
– satunya pejuang yang tidak mau berunding dengan penjajah Belanda walaupun
Berkali – kali mereka di ajak.
2.
Di
menelorkan gagasan tidak saja memerdekakan Wajo dari penjajahan Belanda tapi
bahkan memerdekakan Sul-Sel dan Nusantara Indonesia secara keseluruhan.
3.
Upaya
memerdekakan beberapa kerajaan dari penjajahan beanda bukan hanya di
peruntukkan bagi kerajaan wajo saja, aka tetapi meliputi kerajaan – kerajaan
yang di jajah oleh belanda yang pernah di jangkaunya.
4.
Kerajaan
– kerajaan yang sempat di duduki oleh pasukan Petta Lamaddukkelleng tidaklah
berate mereka menguasainya, akan tetapi di jadikan sekutu dan sahabat dalam
perang nya melawan Penjajah Belanda.
5.
Dalam
perangnya melawan VOC kompeni Belanda, Petta lamaddukkelleng tidak pernah
kalah, kecuali satu kali pernah mundur guna menyusu strategi perangnnya.
6.
Petta
lamaddukkelleng di gelari pejuang kemerdekaan medahului zamannya (is a fighter
freedom a head of his time).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar